Archive for Maret 2014
Belajar Shell Script (FreeBSD)
By : Unknown1.0 APA ITU SHELL SCRIPT
------------------------
Dalam lingkungan unix, kata 'shell' mengacu pada semua program yang dapat
dijalankan pada command line. Jadi secara sederhana shell script merupakan
kumpulan perintah yang disimpan pada suatu file. Extensi umum yang digunakan
untuk shell script adalah '.sh', sebenarnya hal ini tidak mutlak karena
pada dasarnya unix mengabaikan extensi file.
Shell juga dapat mengacu pada program yang menangani command line itu
sendiri dalam sistem operasi UNIX program tersebut adalah Bourne Shell
(1978 - Steve Bourne) disingkat sh. Dalam sistem operasi GNU/Linux shell yang
menjadi standar adalah Bourne Again Shell(bash). Bash merupakan shell yang
kompatibel dengan sh dan memiliki lebih banyak fitur.
Jika anda ingin menguasai shell script tentu anda harus tahu dan hafal
sedikit banyak perintah dasar command line, seperti mengkopi file(cp),
merename file(mv), mencetak string (echo), melihat file(cat), dan beberapa
perintah dasar lainnya.
Shell script juga menyediakan beberapa fitur yang tersedia pada bahasa
pemrograman tingkat tinggi seperti variabel, percabangan dan perulangan.
Berikut ini adalah contoh sederhana penggunakan shell script:
lug@stikom.edu:~$ nano hello.sh
#!/bin/sh
echo 'HELLO WORLD'
Untuk menjalankan ada dua cara, pertama melalui program shell itu sendiri
lug@stikom.edu:~$ sh hello.sh
Kedua adalah mengeksekusinya secara independen, untuk melakukan hal tersebut
anda harus memberi permission 'execute' pada file.
lug@stikom.edu:~$ chmod +x hello.sh
lug@stikom.edu:~$ ./hello.sh
HELLO WORLD
Baris pertama #!/bin/sh adalah MUTLAK diperlukan dan HARUS diletakkan pada
BARIS PERTAMA agar file yang anda buat dikenali sistem sebagai shell script.
Tanda '#!' sering disebut 'shebang' operator. Tanda tersebut menandakan
bahwa file tersebut adalah shell script. Sisanya misal '/bin/sh' adalah
lokasi file binari atau program. Dalam contoh kita menggunakan program
bash '/bin/sh' atau '/bin/bash'.
Tanda # jika tidak terletak pada baris dan kolom paling awal akan dianggap
sebagai komentar oleh shell.
------------
1.1 Variabel
------------
Pemberian variabel pada shell script bersifat 'dynamic typing' karena
shell script tidak mengenal adanya tipe data. Pada shell script dikenal
dua istilah variabel yaitu SYSTEM VARIABLE(SV) dan USER DEFINED VARIABLE
(UDV). SV adalah kumpulan variabel yang telah dideklarasikan secara otomatis
oleh shell, sedangkan UDV adalah variabel yang kita buat sendiri. Contoh dari
variabel SV adalah HOME, SHELL, RANDOM, OSTYPE, dan masih banyak yang lain.
Dalam membuat variabel ada beberapa aturan yang harus dipenuhi agar variabel
tersebut dianggap valid oleh shell, syntax untuk penamaan variabel adalah:
nama_variabel=NILAI
Perhatikan bahwa tidak ada spasi antara nama_variabel dengan tanda '=' juga
dengan NILAI. Ini adalah suatu KEHARUSAN. Berikut adalah beberapa aturan
tentang penamaan variabel:
1. Variabel HARUS diawali ABJAD atau _ (tidak dapat diawali angka)
2. Variabel dapat terdiri dari karakter alphanumeric dan _
3. Variabel bersifat CaSe SeNsItIvE
4. Jika isi variabel mengandung spasi sebaiknya apit dengan tanda petik (')
atau (").
5. Gunakan escape character (\) untuk karakter non-literal
seperti (\', \$, \?, dll)
Untuk mencetak nilai dari suatu variabel digunakan tanda dollar ($) didepan
nama variabel, contoh:
lug@stikom.edu:~$ a='Hello '
lug@stikom.edu:~$ b='World!'
lug@stikom.edu:~$ echo $a$b
Hello World!
lug@stikom.edu:~$ echo ${a}${b}
Hello World!
Cara yang terakhir adalah cara yang disarankan untuk menghindari kesalahan
dalam melakukan concat string.
Jika anda ingin menyimpan output dari suatu perintah kedalam suatu variabel
gunakan tanda backtick (`). Contoh, kita akan melihat isi direktori home
lalu menyimpannya dalam variabel isi_home.
lug@stikom.edu:~$ isi_home=`ls /home`
lug@stikom.ecu:~$ echo $isi_home
Dalam shel juga terdapat SPECIAL VARIABEL untuk mendapatkan exit status dari
suatu program. Pada UNIX setiap program dinyatakan selesai TANPA error
apabila exit statusnya SAMA DENGAN 0. Selain itu maka program tersebut
selesai tapi dengan error. Variabel tersebut adalah "$?".
lug@stikom.edu:~$ ls /home
lug@stikom.edu:~$ echo $?
0
lug@stikom.edu:~$ ls /file/ngawur
lug@stikom.edu:~$ echo $?
2
Angka 2(TIDAK SAMA DENGAN 0) menunjukkan bahwa program ls keluar dengan
status terjadi error. Penggunaan exit sangat penting saat kita membuat
shell script yang kompleks, dimana didalamnya kita banyak menggunakan
program lain.
------------------------------
1.2 Command Line dan Argument
------------------------------
Ketika berbicara shell script kita pasti berhubungan dengan command line.
Apabila berbicara tentang command line pasti berhubungan dengan argument.
Apaliba berbicara tentang argument.....cukup....cukup.... nanti malah sampai
sejarah kerajaan majapahit nantinya :)
Perintah-perintah command line umumnya memerlukan minimal satu buah argumen
agar dapat mengerjakan tugasnya secara optimal. Apa itu argument? secara
sederhana argumen adalah text/character yang ditempatkan setelah nama program
dengan pemisah minimal satu spasi.
Contoh berikut mengilustrasikan pemberian dua argument pada perinta copy file
`cp`. Perintah cp memerlukan dua argument yaitu 1)lokasi file awal
2)lokasi file tujuan
lug@stikom.edu:~$ cp /foo/bar /tmp/bar
^ ^
argument-1 argument-2
Pada sistem Linux dikenal dua istilah argument short style(UNIX style) dan
long style(GNU Style). Hampir setiap program command line pada linux
menyediakan dua opsi tersebut saat memberikan argument. Penulisan argument
UNIX style biasanya hanya terdiri dari satu huruf contoh '-l' pada perintah
`ls`.
lug@stikom.edu:~$ ls -l
Sedangkan GNU style umumnya terdiri dari minimal sebuah kata contoh
'--all' pada perintah `ls`.
lug@stikom.edu:~$ ls --all
Untuk membaca argument dalam shell script digunakan special variabel yaitu
$0, $1, $2,...$9. Variabel $0 adalah nama program itu sendiri.
CATATAN:
Untuk mengetahui jumlah argument yang diinputkan user gunakan variabel $#,
sedangkan untuk mendapatkan seluruh argument gunakan variabel $*.
LATIHAN:
Buat sebuah shell script untuk menampilkan nama user, nama tersebut
diinput melalui argument ke-1
JAWAB:
lug@stikom.edu:~$ nano nama.sh
#!/bin/sh
nama=$1
echo 'Halo '$nama', selamat datang!'
lug@stikom.edu:~$ chmod +x nama.sh
lug@stikom.edu:~$ ./nama.sh STIKOM
Halo STIKOM, selamat datang!
lug@stikom.edu:~$ ./nama.sh STIKOM SURABAYA
Halo STIKOM, selamat datang!
lug@stikom.edu:~$ ./nama.sh 'STIKOM SURABAYA'
Halo STIKOM SURABAYA, selamat datang!
CATATAN:
Untuk menyimpan file pada nano Tekan CTRL-O lalu jika ingin keluar tekan
CTRL-X.
--------------------------
1.3 Perhitungan Aritmatik
--------------------------
Untuk melakukan perhitungan aritmatik, shell tidak memiliki kemampuan
built-in, tetapi meminta bantuan program lain yaitu `expr`. Program expr
berfungsi untuk mengevaluasi suatu expresi baik itu perbandingan string
atau operasi aritmatik sederhana.
Operator aritmatik yang disediakan expr antaran lain:
+-----------+-----------------------------------------------------------+
| Operator | KETERANGAN |
+-----------+-----------------------------------------------------------+
| + | Operator Penjumlahan contoh: expr 1 + 1 |
+-----------+-----------------------------------------------------------+
| - | Operator Pengurangan contoh: expr 10 - 9 |
+-----------+-----------------------------------------------------------+
| * | Operator Perkalian contoh: expr 10 \* 10 |
+-----------+-----------------------------------------------------------+
| / | Operator Pembagian contoh: expr 10 / 2 |
+-----------+-----------------------------------------------------------+
| % | Operator Modulus contoh: expr 15 % 3 |
+-----------+-----------------------------------------------------------+
Selain digunakan untuk perhitungan aritmatik, perintah `expr` juga cukup
handal untuk melakukan manipulasi string, untuk lebih jelas silahkan lihat
halaman manual dari expr dengan mengetikkan `man expr`.
LATIHAN:
Buatlah sebuah shell script untuk menghitung nilai dari argument-1 dikali
argument-2 ditambah argument-3!
JAWABAN:
Secara matematis perhitungannya adalah
(argument-1 + argument-2) + argument-3.
Tidak seperti bahasa tingkat tinggi, pada shell script untuk memberi
prioritas pada suatu perhitungan kita menggunakan tanda $[ ... ]. Jadi
perhitungannya menjadi
$[ argument-1 + argument-3 ] + argument-3
Keuntungan lain ketika kita menggunakan tanda $[...] adalah kita tidak perlu
melakukan escaping character pada tanda perkalian(*). Berikut ini adalah
shell scriptnya.
lug@stikom.edu:~$ nano hitung.sh
#!/bin/sh
bil1=$1
bil2=$2
bil3=$3
echo -n "HASIL DARI $bil1 * $bil2 + $bil3 = "
echo `expr $[ $bil1 * $bil2 ] + $bil3`
lug@stikom.edu:~$ chmod +x hitung.sh
lug@stikom.edu:~$ ./hitung.sh 10 10 10
HASIL DARI 10 * 10 + 10 = 110
---------------
1.4 User Input
---------------
Selain melalui argument pada command line, cara lain untuk mendapatkan input
dari user adalah melalui STANDARD INPUT (STDIN). Dimana user langsung
mengetikkan isi dari suatu nilai yang program inginkan.
Untuk mendapatkan input dari user dapat digunakan perintah `read`. Perintah
read tidak begitu berguna jika kita tidak menyimpan hasil inputan tersebut
kedalam sebuah variabel. Untuk menyimpan hasil inputan kita harus memberi
satu argument pada perintah read. Argument inilah yang akan menyimpan nilai
yang diinputkan. Contoh,
lug@stikom.edu:~$ read a
10
lug@stikom.edu:~$ read b
5
lug@stikom.edu:~$ expr $a \* $b
50
LATIHAN:
Sama dengan latihan sebelumnya, hanya saja kali ini gunakan perintah read
untuk membaca setiap bilangan yang diinputkan user.
JAWABAN:
lug@stikom.edu:~$ nano hitung2.sh
#!/bin/sh
# deklarasikan variabel dengan nilai NULL
bil1=
bil2=
bil3=
echo -n 'Masukkan bilangan-1: '
read bil1
echo -n 'Masukkan bilangan-2: '
read bil2
echo -n 'Masukkan bilangan-3: '
read bil3
echo ''
echo -n "Hasil dari $bil1 * $bil2 + $bil3 = "
echo `expr $[ $bil1 * $bil2 ] + $bil3`
lug@stikom.edu:~$ chmod +x hitung2.sh
lug@stikom.edu:~$ ./hitung2
Masukkan bilangan-1: 10
Masukkan bilangan-2: 10
Masukkan bilangan-3: 10
Hasil dari 10 * 10 + 10 = 110
----------
1.5 Piping
----------
Piping merupakan penggabungan dua atau lebih perintah dimana output dari
perintah sebelumnya digunakan sebagai input untuk perintah selanjutnya.
Simbol yang digunakan untuk membatasi perintah yang satu dengan yang lain
adalah tanda pipe "|". Berikut adalah beberapa contoh sederhana penggunaan
piping pada command line.
lug@stikom.edu:~$ cat /etc/passwd | wc -l
lug@stikom.edu:~$ cat /etc/passwd | sort -r
lug@stikom.edu:~$ cat /etc/passwd | grep "/bin/sh/" | wc -l
---------------
1.6 Redirection
---------------
Secara umum jika kita ingin mengambil inputan maka kita mengambil dari
STANDARD INPUT (STDIN) yaitu keyboard. Sedangkan hasil output program yang
tercetak di layar monitor kita disebut STANDARD OUTPUT (STDOUT). Hampir sama
dengan STDOUT, error yang dihasilkan program juga ditampilkan lewat monitor
biasa disebut STANDARD ERROR (STDERR). Setiap standard mempunyai kode file
descriptor sendiri-sendiri diantaranya:
- STDIN => File Descriptor: 0
- STDOUT => File Descriptor: 1
- STDERR => File Descriptor: 2
Dengan mengetahui file descriptor tersebut kita dapat melakukan redirection
(pengalihan), misal dari dari STDOUT menjadi STDERR atau sebaliknya.
Terdapat tiga simbol untuk melakukan redirection diantarnya:
1.
Simbol: ">"
Keterangan: Simbol tersebut akan meredirect output ke dalam suatu file. Jika
file tersebut belum ada maka akan buat secara otomatis, jika
file sudah ada ada maka isinya akan di-overwrite/ditimpa.
2.
Simbol: ">>"
Keterangan: Hampir sama dengan ">" hanya saja jika file sudah ada, maka file
isi tersebut tidak dioverwrite tetapi ditambah.
3.
Simbol: "<"
Keterangan: Simbol "<" artinya input tidak diambil dari STDIN melainkan dari
sebuah file.
Sebagai contoh sederhana, ketika anda mengetikkan perintah `ls /nama/dir`
maka secara default program ls akan menampilkan output ke STDOUT yaitu
layar monitor. Jika kita ingin meredirect output yang dihasilkan kedalam
sebuah file maka kita dapat menggunakan simbol ">" atau ">>". Intinya segala
STDOUT dapat dilakukan redirect.
lug@stikom.edu:~$ echo 'DAFTAR ISI FOLDER LUG' > /tmp/data.txt
lug@stikom.edu:~$ ls /home/lugstikom >> /tmp/data.txt
Untuk contoh "<" kita akan menggunakan program tr, program ini dapat kita
gunakan untuk manipulasi teks. Input yang akan kita berikan ke tr adalah
dari sebuah file, nantinya teks yang ada pada file tersebut akan di-UPPER
CASE semua.
lug@stikom.edu:~$ echo 'stikom surabaya' > /tmp/stikom.txt
lug@stikom.edu:~$ tr "[a-z]" "[A-Z]" < /tmp/stikom.txt
STIKOM SURABAYA
Selain meredirect ke file kita juga dapat melakukan redirect ke file
descriptor lain. Misal dari STDOUT ke STDERR atau sebaliknya.
lug@stikom.edu:~$ rm /file/ngawur 2>&1
lug@stikom.edu:~$ ls / 1>&2
-----------
1.7 FUNGSI
-----------
Hampir sama dengan bahasa pemrograman tingkat tinggi, pada shell script juga
dikenal istilah fungsi. Dimana dengan adanya fungsi kita dapat membagi
kode kita ke dalam sub-sub yang lebih kecil. Hal ini sangat berguna jika kita
membangun sebuah program shell script yang cukup kompleks. Syntax penggunaan
fungsi pada shell script adalah:
function nama-fungsi()
{
perintah
...
...
return
}
LATIHAN:
Buatlah shell script untuk mencetak banner seperti output berikut:
lug@stikom.edu:~$ ./fungsi.sh
==============================
SELAMAT DATANG DI LUG-STIKOM
==============================
HARI INI: Rabu, 14-05-2008
Tulisan "SELAMAT blabla..." diletakkan dalam fungsi tersendiri, begitu pula
fungsi untuk mencetak tanggal. Fungsi mencetak tanggal nantinya akan
dipanggil didalam fungsi yang mencetak tulisan "SELAMAT...".
JAWAB:
lug@stikom.edu:~$ nano fungsi.sh
#!/bin/sh
function indo_date() {
echo `date +"%A, %d-%m-%Y"`
return
}
function welcome() {
echo "=============================="
echo " SELAMAT DATANG DI LUG-STIKOM"
echo "=============================="
echo -n "HARI INI: "
indo_date
return
}
welcome
lug@stikom.edu:~$ chmod +x fungsi.sh
Apakah fungsi pada shell script juga menerima parameter? YA tapi dengan
sedikit "nyeleneh". Kenapa? jika pada bahasa pemrograman umumnya parameter
diletakkan diantara tanda (), tidak demikian dengan shell script. Cara
pengambilan parameter pada shell script sama dengan pengambilan argument
pada program shell script itu sendiri. Jadi kita dapat menggunakan variabel
$*, $#, $0, $1, dan seterusnya.
Dibawah ini adalah contoh pembuatan fungsi untuk mengubah text menjadi
UPPER-CASE.
lug@stikom.edu:~$ nano fungsi2.sh
#!/bin/sh
function toUpperCase() {
teks=$*
echo $teks | tr "[a-z]" "[A-Z]"
return
}
echo -n "Masukkan teks(lowercase): "
read foo
toUpperCase $foo
lug@stikom.edu:~$ chmod +x fungsi2.sh
lug@stikom.edu:~$ ./fungsi2.sh
Masukkan teks(lowercase): ini lower case
INI LOWER CASE
Pada contoh diatas kita menggunakan variabel $* untuk mengambil parameter
bukan $1 atau $2 dkk karena yang akan diinputkan user kemungkinan mengandung
dua kata atau lebih. Jadi jika kita menggunakan variabel $1 maka yang terbaca
hanya kata pertama. Untuk itu kita gunakan variabel $* yang akan membaca
semua parameter.
---------------
2.0 Percabangan
---------------
Dengan menggunakan percabangan/branching maka kita dapat mengontrol alur
dari shell script yang kita buat. Hal ini memungkinkan kita untuk menulis
program yang sangat kompleks pada shell script. Syntax penggunaan percabangan
pada shell script adalah:
if kondisi
then
...
...
fi
-----------
if kondisi
then
...
...
else
...
...
fi
-----------
if kondisi1
then
...
...
elif kondisi1
...
...
elif kondisi-n
...
...
else
...
...
fi
--------------
case $variabel in
pattern1) perintah
...
perintah;;
pattern1) perintah
...
perintah;;
*) perintah
...
perintah;;
esac
Untuk melakukan perbandingan kondisi pada data kita dapat menggunakan
perintah `test`(man test) atau meletakkannya dalam blok [ ].
Berikut ini adalah operator yang dapat digunakan untuk membandingkan data
NUMERIK:
+------------+-----------------------------------+
| OPERATOR | KETERANGAN |
+------------+-----------------------------------+
| -eq | SAMA DENGAN (=) |
+------------+-----------------------------------+
| -ne | TIDAK SAMA DENGAN (!=) |
+------------+-----------------------------------+
| -gt | LEBIH BESAR (>) |
+------------+-----------------------------------+
| -ge | LEBIH BESAR ATAU SAMA DENGAN (>=) |
+------------+-----------------------------------+
| -lt | KURANG DARI (<) |
+------------+-----------------------------------+
| -le | KURANG DARI ATAU SAMA DENGAN (<=) |
+------------+-----------------------------------+
-------------------
2.1 if...then...fi
------------------
lug@stikom.edu:~$ nano if-then-fi.sh
#!/bin/sh
num_arg=$#
bil1=$1
bil2=$2
function help() {
echo 'Penggunaan: '
echo "$0 bil1 bil2"
echo ''
echo Dimana bil1 dan bil2 harus angka genap.
return
}
function cek_arg() {
if test $num_arg -lt 2
then
help
exit 1 # keluar dengan exit status 1
fi
if [ `expr $bil1 % 2` -ne 0 ] ; then
help
exit 1
fi
if [ `expr $bil2 % 2` -ne 0 ]
then
help
exit 1
fi
return
}
cek_arg
echo 'Argument anda adalah '$bil1' dan '$bil2
exit 0
lug@stikom.edu:~$ chmod +x if-then-fi.sh
lug@stikom.edu:~$ ./if-then-fi.sh
Penggunaan:
./if-then-fi.sh bil1 bil2
Dimana bil1 dan bil2 harus angka genap.
lug@stikom.edu:~$ echo $?
1
lug@stikom.edu:~$ ./if-then-fi.sh 2 4
Argument anda adalah 2 dan 4
lug@stikom.edu:~$ echo $?
0
Perintah exit pada shell script dapat digunakan untuk keluar langsung dari
program. Pada contoh diatas, jika terdapat kesalahan kita keluar dengan exit
status 1( bukan 0 ) artinya program selesai tapi dengan error. Error status
tidak harus 1 tapi bisa sembarang angka asal BUKAN 0.
-------------------------
2.2 if...then...else...fi
-------------------------
Statement pada blok else akan dieksekusi jika kondisi pada pada blok if
bernilai false.
lug@stikom.edu:~$ nano if-else.sh
#!/bin/sh
if test $1 -ge 0
then
echo "Argument bernilai positif"
else
echo "Argument bernilai negatif"
fi
lug@stikom.edu:~$ chmod +x if-else.sh
lug@stikom.edu:~$ ./if-else 10
Argument bernilai positif
lug@stikom.edu:~$ ./if-else -2
Argument bernilai negatif
--------------------------------
2.3 if...then...elif...else...fi
--------------------------------
Statement elif digunakan jika kita ingin memilih lebih dari dua kondisi.
lug@stikom.edu:~$ nano if-elif.sh
#!/bin/sh
pilih=
teks="Sistem operasi pilihan anda adalah "
echo "Pilih Sistem Operasi Anda: "
echo "1. Linux"
echo "2. Mac OS"
echo "3. FreeBSD"
echo "4. Lainnya"
echo ""
echo -n "Masukkan pilihan: "
read pilih
if [ $pilih = "1" ] ; then
echo "${teks}Linux"
elif [ $pilih = "2" ] ; then
echo "${teks}Mac OS"
elif [ $pilih = "3" ] ; then
echo "${teks}FreeBSD"
else
echo "Anda memilih sistem operasi lain"
fi
lug@stikom.edu:~$ chmod +x if-elif.sh
lug@stikom.edu:~$ ./if-elif.sh
Pilih Sistem Operasi Anda:
1. Linux
2. Mac OS
3. FreeBSD
4. Lainnya
Masukkan pilihan: 3
Sistem operasi pilihan anda adalah FreeBSD
-------------
2.5 Nested If
-------------
Pada shell script anda juga dapat meletakkan blok if didalam if atau istilah
"kerennya" nested if. Berikut adalah contoh sederhana penggunaannya.
lug@stikom.edu:~$ nano nested-if.sh
#!/bin/bash
bil=$1
if [ `expr $bil % 2` -eq 0 ] ; then
if [ $bil -ge 0 ] ; then
echo "Angka yang anda masukkan genap dan >= 0"
else
echo "Angka yang anda masukkan genap dan < 0"
fi
else
if [ $bil -ge 0 ] ; then
echo "Angka yang anda masukkan ganjil dan >= 0"
else
echo "Angka yang anda masukkan ganjil dan < 0"
fi
fi
lug@stikom.edu:~$ sh nested-if.sh 10
Angka yang anda masukkan genap dan >= 0
lug@stikom.edu:~$ sh nested-if.sh -5
Angka yang anda masukkan ganjil dan < 0
--------------------
2.6 case...in...esac
--------------------
Perintah case hampir sama dengan if-then-elif-else-fi karena dapat memilih
dari banyak kondisi. Sebagian orang lebih suka menggunakan case...esac
dibanding multi level-if karena lebih mudah dibaca.
Pada contoh dibawah ini adalah modifikasi dari contoh if-then-elif-else-fi
yang pernah dibahas sebelumnya menggunakan case...in...esac.
lug@stikom.edu:~$ nano case.sh
#!/bin/sh
pilih=
teks="Sistem operasi pilihan anda adalah "
echo "Pilih Sistem Operasi Anda: "
echo "1. Linux"
echo "2. Mac OS"
echo "3. FreeBSD"
echo "4. Lainnya"
echo ""
echo -n "Masukkan pilihan: "
read pilih
case $pilih in
"1") echo "${teks}Linux";;
"2") echo "${teks}Mac OS";;
"3") echo "${teks}FreeBSD";;
*) echo "Anda memilih sistem operasi lain";;
esac
lug@stikom.edu:~$ sh case.sh
Pilih Sistem Operasi Anda:
1. Linux
2. Mac OS
3. FreeBSD
4. Lainnya
Masukkan pilihan: 1
Sistem operasi pilihan anda adalah Linux
--------------------------
2.7 Menangkap Error Status
--------------------------
Seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk melihat error status
dari suatu perintah kita gunakan special variable "$?". Error status ini
dapat kita gunakan untuk melihat apakah perintah yang kita jalankan berjalan
tanpa error atau tidak. Error status terdiri dari dua flag yaitu:
+-----------+-----------------+
| NO. ERROR | STATUS PROGRAM |
+-----------+-----------------+
| 0 | OK |
+-----------+-----------------+
| !=0 | TERJADI ERROR |
+-----------+-----------------+
NOTE: != artinya TIDAK SAMA DENGAN
Setelah anda mengetahui bagaimana menggunakan percabangan pada shell script
maka kita dapat menggunakanya untuk menangkap error status yang dihasilkan
oleh suatu program.
lug@stikom.edu:~$ nano error-status.sh
#!/bin/sh
perintah=`rm /file/ngawur 2>/dev/null`
if [ $? -eq 0 ] ; then
echo "PERINTAH SUKSES, EXIT STATUS: $?"
else
echo "PERINTAH GAGAL, EXIT STATUS: $?"
fi
ls / 1>/dev/null
if [ $? -eq 0 ] ; then
echo "PERINTAH SUKSES, EXIT STATUS: $?"
else
echo "PERINTAH SUKSES, EXIT STATUS: $?"
fi
lug@stikom.edu:~$ sh error-status.sh
PERINTAH GAGAL, EXIT STATUS: 1
PERINTAH SUKSES, EXIT STATUS: 0
Pada contoh diatas STDERR dan STDOUT semuanya di-redirect ke /dev/null. Hal
ini agar output perintah rm dan ls tidak muncul dilayar. /dev/null adalah
semacam file "blackhole" yang dapat kita gunakan untuk mengririm semua output
yang tidak kita inginkan.
CATATAN:
Variabel $? hanya berisi error status dari perintah yang TERAKHIR KALI
dijalankan.
----------------------------------
3.0 Perulangan dalam Shell Script
----------------------------------
Perbedaan utama kita, manusia dengan komputer adalah jika kita melakukan
suatu pekerjaan berulang-ulang maka rasa bosan pasti datang. Tidak demikian
dengan komputer, komputer melakukan hal-hal yang sama sebanyak 1 juta kali
pun dia akan dengan "senang hati" melakukannya.
Perulangan atau looping adalah pengeksekusian suatu blok perintah selama
kondisi yang digunakan masih bernilai TRUE. Saya yakin anda pernah disuruh
orang tua anda waktu kecil untuk berhitung 1 - 10. Dimana jika sudah melebihi
10 anda harus berhenti berhitung karena kondisi meminta anda untuk berhenti
pada saat mencapai sepuluh.
Analogi sederhana diatas dapat menggambarkan bagaimana suatu looping bekerja.
Dalam shell script terdapat dua tipe perulangan yaitu:
- for loop
- for...do...done
- for...in...do...done
- while loop
Umumnnya perulangan `for` digunakan apabila kita sudah tahu batas perulangan
yang akan kita lakukan. Syntax penulisannya adalah:
for nama_variabel in list
do
...
...
done
-------------------------
for (( expr1; expr2; expr3 ))
do
...
...
done
Sekian dan Terimakasih :)
Tag :
Komputer,
Pemrograman,
FreeBSD driver HSDPA modem
By : UnknownNewer HSDPA/UMTS/3G devices (USB dongles) from Option comes with a “packet interface” and requires a special driver, older cards should work just fine with ubsa(4), u3g(4) or any similar serial-over-USB driver.
devices have been verified to work
- Option GlobeSurfer iCON 7.2 (2.4.6Hd firmware)
- Option iCON 225
- Option iCON 505
- Option iCON 452
If you have any other device (like iCON 031, iCON 210, iCON 315, iCON 322, iCON 401, iCON 431, iCON 451), please test and report. Thanks.
Note that the driver currently doesn’t recognize other devices, although most newer Option HSDPA devices should work. More devices IDs will be added as devices are found. If you own any newer Option device that appears as a USB device, please report back with the device ID.
Note: iCON 7.2 devices with older firmwares are supported by ubsa(4) if you add the correct device ID, or by the new u3g driver available in 8.0 or later. You have the old firmware the device ID of the mass storage device is 0×05C6 and changes when you switch the device.
Note: This is NOT for cards based on the Nozomi chipset.
FreeBSD 9/CURRENT
Included in BASE.See uhso(4) and uhsoctl(1) for more information> kldload uhso
FreeBSD 8
The FreeBSD 8 driver can be installed through FreeBSD ports. It’s available in comms/uhso-kmodFreeBSD 8 Driver – uhso-20100416.tar.gz> cd /usr/ports/comms/uhso-kmod > make install
FreeBSD 8 Connection utility – uhsoctl-20100416.tar.gz
FreeBSD 7
Not that this version of the driver is unmaintainedThe FreeBSD 7 driver can be installed through FreeBSD ports. It’s available in comms/hso-kmod
Please see hsoctl(1) for instructions on how to connect to your provider.> cd /usr/ports/comms/hso-kmod > make install
FreeBSD 7 Driver – hso-20081023.tar.gz
FreeBSD 7 Connection utility – hsoctl-20081023.tar.gz
option-iconf.conf for devd (automatic mode switching)
option-iconf.conf
Manual install
A simple make should do the trick. If the build would fail for some reason, make sure you have the latest tarball and that the usbdev patch was applied properly. If it still fails, send me a mail with the (whole) error message together with which FreeBSD version you are using.The following is only required for FreeBSD 7
These devices are so-called ZeroCD devices that when plugged in appears as a mass storage device with windows drivers. To get the HSDPA interface the device needs to be switched, this can be done automatically with camcontrol and devd. The umass(4) driver must be present in the kernel or loaded as a module for this to work.
Add the following to a file called option.conf and place it in /etc/devd/ (create the directory if it doesn’t exits) then restart devd with /etc/rc.d/devd restart
Make sure you replace the product id (0×6911) with the one your device has, you should be able to get it with usbdevs -v
attach 100 { match "device-name" "umass[0-9]+"; match "vendor" "0x0af0"; match "product" "0x6911"; match "devclass" "0x00"; action "sleep 1; /sbin/camcontrol cmd `/sbin/camcontrol devlist | /usr/bin/grep ZCOPTION | /usr/bin/awk '{match($11, /pass[0-9]+/); print substr($11, RSTART, RLENGTH) }'` -c '01 00 00 00 00 00' -i 1 i1 > /dev/null"; };
Using the driver
Load the kernel module and plug in your deviceIf the driver identifies your device you should see something like this> kldload uhso.ko
And a new network interface should have appeareduhso0: <Network port> at <Option N.V. Globetrotter HSDPA Modem> on usbus5 uhso1: <Diagnostic port> at <Option N.V. Globetrotter HSDPA Modem> on usbus5
In addition to this several TTY devices should have been created, you can figure out how many by using sysctl.> ifconfig hso0: flags=0<> metric 0 mtu 2048
sysctl dev.uhso
Connection with the uhsoctl connection utility
The uhsoctl connection utility automatically creates and maintains a connection.It will automatically set IP-address and default route, and update/etc/resolv.conf with the correct nameservers.
It can run both in background and in foreground mode. The execution syntax is hsoctl [options] interface, the following options are recognized (most of with are optional).
-a APN – Access point name
-p PIN – Specify device PIN.
-u username
-k password
-c PDP context ID
-r path – Path to resolv.conf (use /dev/null to disable)
-f path – Specify serial port device to use
-n – Do not fork into background (run in foreground)
-b – Fork into background directly (without waiting for a connection)
-d – Disconnect
Foreground example
Hitting CTRL-C will close the connection.
Background example> uhsoctl -n -a bredband.tre.se -p 1234 uhso0 Searching for network (UMTS) Registered to "3" (UMTS) Connected to "3" (bredband.tre.se), carrier UMTS IP address: 78.156.206.64, Nameservers: 80.251.192.244, 80.251.192.245 Status: connected (UMTS), signal: -87 dBm ^C >
> uhsoctl -a bredband.tre.se -p 1234 uhso0 Searching for network (UMTS) Registered to "3" (UMTS) Connected to "3" (bredband.tre.se), carrier UMTS IP address: 78.156.206.64, Nameservers: 80.251.192.244, 80.251.192.245 > > uhsoctl -d uhso0 Disconnecting uhso0 >
Manual connection
Look up the serial portsOpen one of them, for example the Control or Application port, in a terminal# sysctl dev.uhso dev.uhso.0.netif: uhso0 dev.uhso.0.type: Network/Serial dev.uhso.0.ports: 2 dev.uhso.0.port.control.tty: cuaU0.0 dev.uhso.0.port.control.desc: Control dev.uhso.0.port.application.tty: cuaU0.1 dev.uhso.0.port.application.desc: Application ... dev.uhso.1.type: Serial dev.uhso.1.ports: 1 dev.uhso.1.port.diagnostic.tty: cuaU1 dev.uhso.1.port.diagnostic.desc: Diagnostic
application like minicom. Issue the following commands to establish a connection.
Configure the interface and set a default routeAT+CPIN="1234" # Your PIN OK AT+CGDCONT=1,,"bredband.tre.se" OK AT_OWANCALL=1,1,1 OK AT_OWANDATA=1 _OWANDATA: 1, 95.209.79.126, 0.0.0.0, 80.251.201.177, 80.251.201.178, 0.0.0.0, 0.0.0.0, 72000
# ifconfig uhso0 95.209.79.126 # route add default -interface uhso0
Manual connection
Figure out which serial ports thatOpen /dev/cuaHSO0.0 (or cuaHSO0.1) with a terminal program (for example minicom), baud rate doesn’t matter.
If your SIM card requires a PIN
Next, configure the APN (you should have the details from your provider), you only need to do this once (or when you change APN).AT+CPIN? +CPIN: SIM PIN AT+CPIN="1234" OK AT+CPIN? +CPIN: READY
If a username and password is required, it can be specified withAT+CGDCONT=1,,"bredband.tre.se" OK
To create the connection, typeAT$QCPDPP=1,1,"pass","user"
The LED on your device will stop blinking and get a steady shine when you’re connected.AT_OWANCALL=1,1,0
Now, to get the IP info type
The first address is your ip-address, the third and the fourth are your name servers. Now simply configure the network interface with this information as any other network connection.AT_OWANDATA=1 _OWANDATA: 1, 79.138.181.171, 0.0.0.0, 80.251.192.244, 80.251.192.245, 0.0.0.0, 0.0.0.0, 72000
Your connection should be ready now> ifconfig hso0 79.138.181.171/32 > route add default -interface hso0 > echo "nameserver 80.251.192.244" >> /etc/resolv.conf > echo "nameserver 80.251.192.245" >> /etc/resolv.conf
The connection can be closed with the following command> ping ping.sunet.se PING ping.sunet.se (192.36.125.18): 56 data bytes 64 bytes from 192.36.125.18: icmp_seq=0 ttl=251 time=131.873 ms 64 bytes from 192.36.125.18: icmp_seq=1 ttl=251 time=130.545 ms ^C --- ping.sunet.se ping statistics --- 2 packets transmitted, 2 packets received, 0.0% packet loss round-trip min/avg/max/stddev = 130.545/131.209/131.873/0.664 ms
AT_OWANCALL=1,0,0
Konfigurasi Network Interface di FreeBSD
By : Unknownpada kesempatan kali ini saya akan mendokumentasikan bagaimana cara melakukan konfigurasi network interface pada sistem operasi FreeBSD. Asumsi yang digunakan pada penulisan ini adalah:
setelah semua asumsi dipahami, sekarang berlanjut ke langkah-langkah konfigurasi network interface:
- sistem operasi yang digunakan adalah FreeBSD, yang digunakan penulis dalam pembuatan dokumentasi ini adalah FreeBSD 7.0-RELEASE
- network interface card telah terpasang pada sistem
- IP yang digunakan pada dokumentasi ini mungkin berbeda dengan yang akan digunakan, jadi sesuaikan dengan kebutuhan
-
ketikkan perintah sebagai berikut untuk mengetahui konfigurasi awal dari network interface yang dimiliki oleh sistem:
ifconfig -a
crescentserv# ifconfig -a
le0: flags=8843 metric 0 mtu 1500
options=8
ether 00:0c:29:5a:b5:b9
inet 192.168.1.253 netmask 0xffffff00 broadcast 192.168.1.255
inet 192.168.2.1 netmask 0xffffff00 broadcast 192.168.2.255
media: Ethernet autoselect
status: active
plip0: flags=108810 metric 0 mtu 1500
lo0: flags=8049 metric 0 mtu 16384
inet6 fe80::1%lo0 prefixlen 64 scopeid 0x3
inet6 ::1 prefixlen 128
inet 127.0.0.1 netmask 0xff000000
- pada dokumentasi ini konfigurasi akan dilakukan pada network interface le0 dengan konfigurasi sebagai berikut:
IP address : 192.168.1.251
Netmask : 255.255.255.0
IP gateway : 192.205.1.1
DNS Address : 191.168.1.1 - untuk mensetting network interface pastikan anda memiliki akses sebagai root terlebih dahulu
- ketikkan perintah :
ifconfig le0 inet 192.168.1.251 netmask 255.255.255.0 up
route add default 192.168.1.1
- dengan menggunakan cara di atas, ketika dilakukan reboot pada sistem
maka konfigurasi tersebut akan hilang. Hal ini dapat diatasi dengan
meletakkan konfigurasi pada file konfigurasi
/etc/rc.conf
- tambahkan baris berikut pada file tersebut:
ifconfig_le0="inet 192.168.1.253 netmask 255.255.255.0"
jika terdapat saran dan kritik dapat melalui comment pada artikel ini.
sekian, terima kasih.
Share Koneksi Internet Host-Guest di VirtualBox
By : UnknownUntuk menghubungkan OS Guest ke Internet, cara paling mudah adalah ‘menancapkan’ Modem GSM tersebut pada OSGuest. Adapun cara-caranya sama persis seperti memasukkan USB flashdisk ke dalam Guest (sudah dibahas sebelumnya). Selanjutnya tinggal install modem dan sedikit konfigurasi jaringan sesuai operator, niscaya OS Guest akan terhubung ke duina maya.
Kelemahannya, Tentu OS Host akan kehilangan koneksi Internet karena modem tersebut telah di ‘eject’ oleh Virtualbox. Tentu butuh sedikit trik apabila anda ingin menghubungkan keduanya sekaligus.
Seperti biasa, media kali ini adalah Windows 7 sebagai Host, Windows XP sebagai guest, dan VirtualBox sebagai Virtual Machine.
Pertama, saya mengkoneksikan modem GSM saya (akses 3data) melalui OS Host.
Klik kanan 3data (akses modem) dan pilih properties > Sharing. Centang “allow other network user use this internet connection” dan arahkan ke VirtualBox host-only Network. Pastikan jaringan host-only aktif (tidak di-disable).
Akan muncul peringatan, bahwa username dan password (dalam hal ini username dan password koneksi 3data) tidak akan dibagikan ke user di jaringan, yang dibagi hanya koneksinya saja. Klik OK.
Muncul lagi peringatan, karena ada jaringan yang di-share, alamat IP LAN (maksudnya virtualbox host-only) akan diubah menjadi 192.168.137.1 dan koneksinya akan terputus. Perhatikan peringatan yang satu ini, kalau perlu catat alamat IP-nya.
Peringatan lagi, karena 3data sedang aktif, perubahan akan diterapkan setelah modem di restart. Karenanya sekarang disconnect-kan dan connect-kan kembali modem GSM kita.
Berikut hanya memastikan, apakah alamat IP Virtualbox Host-only telah berubah. Ternyata sudah berubah menjadi 192.168.137.1.
Berhubung alamat IP Host telah berubah, ganti juga alamat IP Guest dengan network yang sama. Kali ini saya ubah ke 192.168.137.2. Tambahkan juga gateway ke arah host (192.168.137.1)
Untuk memastikan sudah terhubung apa belum, coba ping antar keduanya. Host menuju guest dan sebaliknya.
Nah, sudah reply semua tapi belum ada perubahan. Entah kenapa di komputer saya, saya perlu me-restart OS Guest (Windows XP) untuk membuat perubahan. Bagaimana dengan komputer anda? Yang jelas, setelah di restart jaringan di Windows XP akan sedikit berubah dari sebelumnya.ya, jaringan share dari SASA-X1 (nama komputer Host) telah muncul dengan status ‘connected’.
Ayo, coba browsing internet dan lihat hasilnya...
Tag :
Komputer,
Networking,
Clannad Subtitle Indonesia Episode 1-23(End)[Sub indo][ COMPLETE ]
By : Unknown
Clannad Status : Complete
Episode : 1 - 23 + Extra Episode
Subtitle : Indonesia
Credit : aniSubIndonesia
Genre : Comedy, Drama, Fantasy,Romance, School, Slice of Life,Supernatural
Episode : 1 - 23 + Extra Episode
Subtitle : Indonesia
Credit : aniSubIndonesia
Genre : Comedy, Drama, Fantasy,Romance, School, Slice of Life,Supernatural
Sinopsis :
Tomoya Okazaki adalah siswa sma di sekolah yang di benci dalam hidupnya. Ibunya meninggal dunia akibat kecelakaan mobil ketika ia masih kecil, yang menyebabkan ayahnya menggunakan alkohol dan berjudi. Sejak itu, Tomoya telah memiliki hubungan jauh dengan ayahnya, yang menyebabkan dirinya menjadi bermasalah dari waktu ke waktu. Sambil berjalan kaki ke sekolah, ia bertemu seorang gadis aneh bernama Furukawa Nagisa yang setahun lebih tua, tetapi mengulangi karena sakit. Karena ini lah, dia sering sendiri karena kebanyakan dari teman-temannya telah pindah. Keduanya mulai bergaul secara perlahan, seiring berjalannya waktu, Tomoya menemukan hidupnya yang berubah ke arah yang baru.
Download Miror : All Episode 1-23
Tag :
Anime,